Melakukan upacara di puncak Gunung setuju atau tidak?
Mendekati 17 Agustus, banyak masyarakat Indonesia yang bakal
membahas seputar dunia pendakian dan upacara tentunya. Ada yang begitu
semangat, ada pula yang malah justeru merasa rishi dengan kegiatan upacara di
puncak gunung – gunung di Indonesia. Lalu gimana menurutmu sobat?
Berikut pendapat dari beberapa orang yang menyampaikan
pendapatnya di komentar Instagram:
Menurut akun @ paqueena, dia awalnya tidak setuju dengan
upacara di gunung, tapi setelah merenenungkan kembali, dia pun setuju, berikut
yang ia katakana :
Hahaha... sudah salam damai para sahabat gunung 😃,
menurut saya ide upacara bersama adalah ide baik, merapatkan barisan dan
kecintaan kita terhadap negeri ini.
Kok pamer? iya pamer contoh yang baik, asal dapat menekan
sombong akan keangkuhan (menurut saya). Kenapa di gunung?, ya karena idenya
sahabat gunung, kan bukan anak pantai. (ingat alam ini di titipkan Allah bukan
ke beberapa manusia, tapi semua manusia di bumi, ide ini dapat mengingatkan untuk
menjaganya bersama). Nanti jamaah upacara merusak ekosistem!, tidak usah
menunggu upacara, musim liburan lalu ajah gunung sudah seperti naik haji,
mungkin upacara besok dpt menghimbau & menjadi sarana mengingatkan utk tdk
merusak alam atau sadar sampah.
Tadinya saya tidak setuju, tapi Alhamdullilah setelah di
renungkan, bisikan setan supaya egois, sombong, berasa senior, nyinyir, dll.,
jd hilang dan dpt berfikir secara positif., jadi saya SETUJU!
FYI: Pecinta alam itu sangat cinta dengan keindahan alam,
tapi masa sih lupa & tidak hormat sama sang penciptanya Allah SWT. Jadi
buat besok yg upacara jangan nyampah dan merusak gunungnya ya, titip di
jagain!!!, Bismilla
Menurut @xylophiless_ dalam komentarnya mengatakan buat apa
merayakan 17 agustus di puncak kalua masih banyak sepenuhnya belum merdeka. Berikut
:
Kemerdekaan cuman diperingati tgl 17 agustus doang,
sementara setiap harinya masih banyak orang yang ga sepenuhnya merdeka. Banyak
orang yg digusur rumahnya demi pembangunan yg didanai investor asing untuk
ruang komersialisasi, banyak orang yang kelaparan, petani digusur paksa
lahannya buat pembangunan bandara yang jelas cacat prosedur, banyak anak-anak
kecil harus berjuang diperempatan jalan dan tak bisa sekolah, rakyat papua yg
tidak bersalah dibunuh dan dirampas kemerdakaannya, rakyat pekayon digusur
rumahnya dan sudah 3 tahun hidup di posko yg seadanya tanpa ada perhatian dari
pemerintahnya. Dan masih banyak perampasan kemerdekaan lainnya di sekitar kita.
Lalu buat apa memperingati kemerdekaan di atas gunung hanya demi foto dan
eksistensialisme lainnya kalo disekitar lingkungan kita aja masih banyak
perampasan kemerdekaan pada sesama kita?
Karena setiap manusia mempunyai pendapatnya masing – masing,
mari kita hadapi dan hargai pendapat mereka. Bagaimana dengan merayakan di
Puncak Gunung. Tentunya bila kita ingin melakukan hal – hal yang berkaitan
dengan kebaikan dan patriotism. Melihat dari sisi baik dan buruknya.
Bila kita mendaki gunung untuk merayakan dan melakukan
upacara 17 Agustus dan melupakan esensi mendaki gunung, kalian malah buang
sampah sembarangan, coret – coret di gunung dan melakukan hal yang merusak
alam, maka sebaiknya kalian dirumah saja. Tak usah mendaki!
Jadi, ketika kita akan melakukan pendakian bersama untuk
merayakan 17 Agustus, tanamkanlah jiwa patriotismu dan kebermanfaatanmu kepada
gunung. Lakukan upacara dan bersih gunung, setidaknya.
Comments
Post a Comment